وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتُوا الزَّكَوٰةَ
وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّكِعِيْنَ
“dan dirikanlah sholat, dan tunaikanlah zakat serta rukuklah bersama
orang-orang yang rukuk” (QS. Al-Baqarah : 43)
Firman-Nya (واركعوا مع الراكعين) artinya, Allah Ta’ala menyuruh mereka
untuk rukuk bersama orang-orang yang rukuk dari umat Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam, dan ikutlah bersama mereka dan bagian dari mereka. Jadilah bersama orang-orang mukmin berbuat yang terbaik, di
antara amal kebaikan yang paling khusus dan sempurna itu adalah salat. Banyak
ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalil yang menunjukkan kewajiban salat
berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda “Sholat jamaah
lebih utama dibanding sholat sendirian 27 derajat”. Rata-rata orang cerdas
jika disuruh memilih antara 1 dan 27 pasti akan memilih yang 27, lebih banyak
soalnya. Begitu pula seharusnya dalam perihal sholat jamaah ini, mukmin yang
cerdas pastilah lebih mencari yang 27 ini.
Dalam buku Petuah Bijak karya
A. Yasin Muthohar dikisahkan, bahwa ada seoranng ulama yang amat suka sholat
jamaah. Setiap masuk waktu sholat ia selalu berusaha untuk berjamaah. Pada
suatu malam karena sebuah urusan beliau gagal mengejar jamaah isya’, beliau
baru sampai ke masjid saat orang-orang sudah pulang selesai sholat berjemaah.
Beliau pun pulang dengan perasaan sedih karena kehilangan keutamaan sholat
jamaah.
Sesampainya di rumah beliau
kepikiran tentang selisih 27 derajat nya orang yang sholat jamaah dan yang
sholat sendirian. Beliau berpikir kalau seandainya beliau sholat sendirian 27
kali maka beliau akan mencapai keutamaannya sholat berjamaah satu kali. Beliau
pun melaksanakan sholat isya’ hingga 27 kali pada malam tersebut.
Kemudian di dalam tidurnya pada
malam itu beliau bermimpi seperti ini “aku sedang menunggang seekor kuda dan
didepanku terdapat segerombolan orang yang berkuda pula, anehnya secepat apapun
aku memacu kudaku aku tetap tidak bisa mendahului rombongan di depanku itu.
Hingga salah seorang dari mereka yang melihatku berkata padaku “kau tidak akan
dapat mendahului kami meski kau sholat 27 kali, karena kami sholat berjemaah”
setelah itu aku terbangun dari tidurku”.
Ibaratkan orang yang sedang
melakukan perjalanan, misalkan ziarah maqam para wali, rekreasi atau semacamnya,
lebih baik ikut rombongan atau menggunakan transportasi sendiri. Tentu lebih
enak rombongn kan?, selain karena biaya lebih murah dan fasilitas yang lebih
nyaman, berombongan juga memberi kesan kebersamaan. Selain itu jika ada 60
orang dalam rombongan dan ada satu orang yang sakit, masih ada 59 orang lainnya
yang bisa merawatnya.
Dalam sholat jamaah pun seperti itu,
jika ada 60 orang yang sholat jamaah lalu diantara mereka ada yang tidak
khusyuk, maka kekhusyukannya telah tertutupi oleh jamaah yang lain. Bahkan
meski yang khusyuk itu hanya 1 dan 59 yg lainnya tidak, sholat mereka tetap di
terima. Itulah mengapa dari sisi manapun jamaah lebih baik.
Keutamaan yang lainnya adalah
seperti yang dikatakan KH. Mahrus Aly “min asbabil futuh sholatul jamaah” sebab
terbukanya hati adalah sholat jamaah. Seperti yang dijelaskan tadi sholat
jamaah itu pasti diterima meski hanya satu diantara jamaah itu yang khusyuk
sholatnya, begitu pula dalam do’a-do’a mereka, dari sekian banyak jamaah pasti
ada meski hanya satu yang diijabah do’anya. Maka jika sholatnya sudah
senantiasa diterima dan do’anya senantiasa di ijabah maka apakah tidak mungkin
bahwa akan terbukanya hati mereka?
Satu keutamaan lagi yang masih
banyak tak diketahui khalayak adalah bahwa sholat jamaah ternyata dapat
meningkatkan kemampuan otak kita. Buku karya Ari Ginanjar Agustian yang
berjudul ESQ way123 menyatakan “semakin anda mengikuti jamaah, maka
Neocortex pada otak anda akan semakin berkembang dan anda akan semakin cerdas”.
Neocortex adalah lapisan otak yang berperan dalam proses berpikir.
Merupakan warisan anotomis dahsyat yang membuat orang merasa perlu kelompok
atau jama’ah.
Demikianlah sholat jamaah
berpengaruh besar pada efektifitas hati bahkan otak. Jadi sekali lagi dilihat
dari sisi manapun sholat jamaah lebih baik dan banyak faedahnya. Hal-hal diatas
itu masih secuil dari sekian faidah yang ada pada sholat jamaah. Maka mari
sholat jamaah, hanya memerlukan beberapa langkah untuk ke masjid, atau ke musholla
terdekat, atau setidaknya bersama istri, adek atau kakak, atau keluarga
lainnya. Bahkan menurut guru kami, sholatah jamaah meski kau harus membayar
tukang becak untuk menemanimu sholat jamaah, selama kau bisa melakukannya.







0 komentar:
Posting Komentar