Cari Blog Ini

Jumat, 22 Mei 2020

Carilah cinta bukan cari surga







...فَسَوْفَ يَأْتِي اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗ...
Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya” (Qs. Al-Maidah :55)

             Sejumlah ahli tafsir mengatakan tak ada yang mengherankan dalam “mereka pun mencintai-Nya” Namun yang mengherankan adalah lafadz sebelumnya dimana “Dia mencintai mereka”. Allah Yang menciptakan, Dia yang memberi perlindungan, rasa aman, serta rizqi yang berlimpah dan bahkan Dia juga mencintainya.
            Habib Ali Zainal Abidin Al-Kaff dalam majelisnya berdawuh, bukan cari surgaNya tapi carilah cintaNya. Ibaratkan jika kita mencintai seseorang, apapun yang ia lakukan, baik ataupun buruk pasti kita respon baik bukan?. Maka jika seseorang hamba telah dicintai Rabbnya apapun yang ia lakukan akan direspon baik oleh Allah Swt. Segala bentuk ibadahnya mudah diterima bahkan dilipatgandakan, do’a-do’anya cepat dikabulkan bahkan segala maksiatnya pun mudah untuk mendapat ampunan-Nya. Insya Allah.
            Diriwayatkan bahwa di zaman Rasulullah ada seorang sahabat yang amat disukai Rasulullah. Menurut riwayat, kehadirannya selalu membuat Rasulullah tersenyum gembira, namanya Nu’aiman. Padahal sahabat Nu’aiman ini dikenal sebagai orang yang nakal dan jail pada sahabat yang lain, jangankan sahabat, Rasul sendiripun pernah ia kerjai. Pernah suatu hari ia mehidangkan madu pada Rasulullah, tapi setelah madu itu habis didahar Rasulullah bersama sahabat yang lain, Nu’aiman datang lagi namun dengan membawa si pedagang madu yang menagih harga untuk madu yang dibawa Nu'aiman dan meminta Rasulullah untuk segera membayarkan madu itu.
Ketika ditanyai Nu’aiman hanya menjawab “tidaklah ada suatu barang bagus yang baru masuk ke kota Madinah kecuali aku ingin mempersembahkannya untukmu wahai Rasulullah, hanya saja aku tidak punya uang.”
            Dalam sudut pandang kita mungkin hal tersebut merupakan perbuatan yang amat keterlaluan. Tapi tidak demikian dengan Rasulullah, Beliau tetap senang apabila melihat Nu’aiman hadir di majlisnya. Hal tersebut karena Nu’aiman cinta pada Rasul dan Rasul pun mencintainya. Bahkan suatu riwayat menyebutkan ia mencintai Allah dan Rosul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya.
            Makanya sekali lagi bukan cari surga Allah tapi cari cinta dan ridlo-Nya. Karena surga itu masih makhluq Allah, namun cinta dan ridlo-Nya itulah yang luar biasa. Orang yang mendapat surga belum tentu mendapat cinta-Nya tapi orang yang telah mendapat cinta-Nya pasti mendapat surga.
            Ada juga seorang sahabat yang sangat suka membaca ‘Qul huwallahu Ahad.’ bacaan itu selalu diulang-ulangnya dalam setiap rakaat sholat dan dalam setiap dzikirnya. Selalu diingat untuk menyegarkan hatinya selalu digumamkan untuk menggerakkan tubuhnya. Maka Rasulullah bersabda “kecintaanmu pada-Nya akan membuatmu masuk surga”.
            Ada banyak kisah cinta antara makhluk dan Tuhannya di dunia ini, seperti kisah pari Auliya’illah, para sahabat. Mereka yang sampai menghabiskan semalaman suntuk untuk membuktikan cinta mereka, mereka yang harus gugur di medan perang karena membela perasaan cinta yang tumbuh dalam dada. Semua itu mungkin masih sulit bagi kita, berat bagi kita menirunya dan perkembangan zaman sudah menyempitkan kesempatan kita untuk melaksanakannya.
            Tapi dari dua kisah diatas ambilah sebuah pelajaran bahwa cinta itu tak harus langsung menjurus sebuah pembuktian besar, karena cinta itu tumbuh dalam hati, hakikat pertama dari cinta adalah perasaan yang kemudian menuju pada perbuatan. Lihatlah bagaimana 4 ayat surat Al-Ikhlas yang biasa dibaca anak-anak Tk dapat menjadi sebuah cinta. Lihatlah bagaimana sebuah keisengan dapat menjadi pembuktian cinta.
Maka mari kita tumbuhkan perasaan cinta dalam hati kita masing-masing. Sadarkan diri ini atas kemaha pemurahan Allah, ingatlah butiran nikmat yang telah Dia anugerahkan pada kita, yang pasti kita tak akan mampu menghitungkannya seperti butiran pasir di laut. Dan tumbuhkan perasaan cinta itu dengan semua hal itu. Awalilah dengan merasa, perbuatan atau pembuktian Insya Allah akan ikut tumbuh berkembang seiring tumbuh dan berkembangnya perasaan.

0 komentar:

Posting Komentar